Monday, March 28, 2011

wasiat generasi salaf kepada putrinya


WASIAT GENERASI SALAF KEPADA PUTRINYA SAAT MENIKAH

Sebuah nasehat penuh makna dari seorang Ibu kepada putrinya saat menikah:
Amamah bintu Al-Harits berpesan kepada putrinya ketika mengantarkan putrinya kepada suaminya, dia mengatakan:
“Wahai putriku…!
Seandainya wasiat itu jika ditinggalkan akan menjadi lebih beradab dan lebih luhur, niscaya aku akan menyingkirkannya darimu. Akan tetapi wasiat adalah penggugah ingatan bagi orang yang mulia dan penolong bagi orang yang berakal.
Wahai putriku…!
Kalau seandainya wanita tidak butuh kepada suami, niscaya kedua orang tuanya akan menjadi kaya dan lebih membutuhkan kepadanya. Niscaya aku orang yang tidak butuh akan hal itu. Akan tetapi untuk laki-laki wanita diciptakan dan untuk wanita laki-laki diciptakan.
Wahai putriku…!
Jagalah sepuluh perilaku:
Pertama dan Kedua : Bersahabat dengan sifat qana’ah dan bergaul dengan membaguskan pendengaran dan ketaatan. Sebab dalam sifat qana’ah terdapat ketenangan dan ketenteraman hati,dan dalam ketaatan terdapat keridhaan Allah ‘azza wajalla.
Ketiga dan Keempat : Perhatikanlah tempat yang menjadi sasaran matanya dan carilah tempat penciuman hidungnya! Jangan sampai matanya melihat pemandangan buruk darimu! Dan jangan sampai hidungnya mencium darimu kecuali bau yang paling wangi!
Kelima dan Keenam : Carilah waktu yang tepat untuk makannya dan tenanglah ketika dia tengah tidur! Sebab panasnya dahaga menimbulkan rasa haus/lapar dan lelapnya tidur menimbulkan kemarahan.
Ketujuh dan Kedelapan : Janganlah kamu tamak terhadap hartanya dan jagalah kehormatan dan keluarganya. Aturlah urusan dalam masalah harta dengan pengaturan yang baik, dan dalam masalah keluarga dengan penghormatan yang luhur!
Kesembilan dan Kesepuluh : Janganlah menyebarkan rahasianya dan jangan mendurhakai perintahnya! Sebab, kalau kamu menyebarkan rahasianya, maka kamu tidak akan merasa aman dari pengkhianatannya. Dan apabila kamu mendurhakai perintahnya niscaya akan menimbulkan kemarahannya” (Ahkamun Nisa, Ibnul Jauzi hal 80)
Semakin kamu mengagungkannya semakin besar pula penghormatan dia kepadamu. Semakin kamu sering mencocokinya semakin bagus pula kelembutannya padamu.
Ketahuilah…!
Kamu tidak akan mampu melakukan hal itu hingga kamu lebih mengutamakan keinginannya di atas keinginanmu, dan ridhanya di atas keridhaanmu, baik dalam hal yang kamu sukai maupun yang engkau benci.
Hati-hati kamu, jangan sampai bergembira di hadapannya tatkala dia sedih, dan jangan merasa sedih di hadapannya tatkala dia sedang bergembira.’
————————————————————————————————-
Tatkala Ibnul Ahwash mengantarkan putrinya, Nailah kepada Amirul Mu’minin ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, dimana beliau telah mempersuntingnya, dia pun dinasehati oleh ayahnya :
“Wahai putriku…! Sesungguhnya kamu akan datang kepada wanita di antara wanita-wanita Quraisy, dimana mereka lebih lihai darimu dalam berhias, Maka jagalah pesan dariku dua hal : Pakailah celak dan berhiaslah dengan air hingga baumu seperti bau qirbah ( alat-alat yang terbuat dari tanah) terguyur air hujan!”
————————————————————————————————-
‘Ummu Mu’aasharah menasehati putinya dengan beberapa nasehat berikut ini, dalam keadaan telah bercampur perasaan harunya denga tetesan air mata :
“Wahai putriku….!
Kamu akan menyongsong kehidupan yang baru….
Kehidupan yang tidak ada tempat padanya bagi ayah dan ibumu atau salah seorang dari saudarimu….
Esok hari engkau akan menjadi sahabat bagi suamimu, dimana dia tidak menginginkan ada seorang pun yang turut serta memilikimu, meskipun dari darah dagingmu sendiri.
Jadilah istri baginya wahai putriku…!
Jadilah kamu tempat tinggal baginya, kemudian jadikanlah dia merasa bahwa dirimu segala sesuatu dalam kehidupannya, kamu adalah segala sesuatu dalam dunianya! Ingatlah selalu, bahwa laki-laki mana saja-lelaki dewasa- sedikit kalimat manis saja telah membahagiakannya. Janganlah kamu menampakkan imej bahwasanya dengan dia menikahimu berarti dia telah menghalangimu dari keluarga dan keluargamu! Sebab perasaan yang seperti itu juga dirasakan olehnya, dia juga meninggalkan rumah dan kedua orang tuanya, dan meninggalkan keluarganya dikarenakan kamu. Hanya saja, perbedaan antara dia dengan kamu adalah perbedaan antara laki-laki dan wanita. Sedang wanita selalu ingin dekat dengan keluarganya, dekat dengan rumahnya, tempat lahir, tempat dia tumbuh, berkembang dan belajar….Akan tetapi, mau tidak mau ia harus mempersiapkan diri untuk menyongsong kehidupan yang baru ini. Mau tidak mau,dia harus merancang kehidupannya bersama laki-laki yang kini telah menjadi suami dan pemimpin baginya, serta ayah dari anak-anaknya. Inilah duniamu yang baru….!
Wahai putriku….!
Inilah kehidupanmu sekarang ini dan yang akan datang. Inilah keluargamu yang kamu rintis bersama-sama suamimu. Adapun ayahmu, dia telah berlalu. Bukan berarti aku menuntutmu untuk melupakan ayah, ibu, dan saudara-saudaramu, sebab mereka tidak akan pernah melupakanmu selama-lamanya wahai kekasih hatiku…! Bagaimana mungkin seorang ibu bisa melupakan potongan hatinya, akan tetapi aku menuntutmu agar kamu mencintai suamimu, kamu hidup untuknya dan agar kamu membahagiakan kehidupanmu bersamanya…!”
————————————————————————————————-
Demikian pula ada seorang wanita yang telah menasehati putrinya, dia berpesan : “Wahai putriku….! Jangan lupa menjaga kebersihan jasmanimu! Sebab kebersihan badanmu akan menyebabkan suamimu lebih cinta kepadamu. Dan kebersihan rumahmu, niscaya akan lapang dadamu, bagus perangaimu, bersinar wajahmu, dan menjadikan kamu cantik, dicintai dan dimuliakan suamimu, dan dipuji oleh keluarga,teman, saudara-saudaramu, serta orang-orang yang mengunjungimu. Setiap orang yang melihat kebersihan badan dan rumahmu akan merasa sejuk jiwanya dan merasa senang hatinya”

Sunday, February 6, 2011

keistimewaan sholat

Saat seorang hamba telah cukup syarat untuk mendirikan shalat, sejak itulah ia mulai menelisik makna dan manfaatnya. Sebab shalat diturunkan untuk menyempurnakan fasilitasNya bagi kehidupan manusia. Setelah sekian tahun menjalankan shalat, sampai di mana pemahaman kita mengenainya?
Gerakan Sholat | BukanIsapanJempol.blogspot.com

TAKBIRATUL IHRAM
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
RUKUK
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
I’TIDAL
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: I’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
SUJUD
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
DUDUK
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan.
Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
SALAM
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar‑dalam.
PACU KECERDASAN
Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah‑rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi‑tingginya. Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yamg memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.
Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam‑diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.
PERINDAH POSTUR
Gerakan‑gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.
Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
MUDAHKAN PERSALINAN
Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot‑otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ‑organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
PERBAIKI KESUBURAN
Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot‑otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.
Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.
AWET MUDA
Pada dasarnya, seluruh gerakan salat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel‑sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.
Gerakan terakhir, yaitu salam dan menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh besar pada ke­kencangan. kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Yang tak kalah pen­tingnya, gerakan ini menghin­darkan wanita dari serangan migrain dan sakit kepala lainnya.

Monday, January 3, 2011

meneladaNi S@habat


Di tengah maraknya pemikiran dan pemahaman dalam agama Islam, klaim kebenaran begitu larisnya bak kacang goreng. Setiap kelompok dan jama’ah tentunya menyatakan diri sebagai yang lebih benar pemahamannya terhadap Islam, menurut keyakinannya.
Kebenaran hanya milik Allah. Namun kebenaran bukanlah suatu hal yang semu dan relatif. Karena Allah Ta’ala telah menjelaskan kebenaran kepada manusia melalui Al Qur’an dan bimbingan Nabi-Nya Shallallahu’alaihi Wasallam. Tentu kita wajib menyakini bahwa kalam ilahi yang termaktub dalam Al Qur’an adalah memiliki nilai kebenaran mutlak. Lalu siapakah orang yang paling memahami Al Qur’an? Tanpa ragu, jawabnya adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Dengan kata lain, Al Qur’an sesuai pemahaman Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan sabda-sabda Shallallahu’alaihi Wasallam itu sendiri keduanya adalah sumber kebenaran.
Yang menjadi masalah sekarang, mengapa ketika semua kelompok dan jama’ah mengaku telah berpedoman pada Al Qur’an dan Hadits, mereka masih berbeda keyakinan, berpecah-belah dan masing-masing mengklaim kebenaran pada dirinya? Setidaknya ini menunjukkan Al Qur’an dan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ternyata dapat ditafsirkan secara beragam, dipahami berbeda-beda oleh masing-masing individu. Jika demikian maka pertanyaannya adalah, siapakah sebetulnya di dunia ini yang paling memahami Al Qur’an serta sabda-sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam? Jawabnya, merekalah para sahabat Nabi radhi’allahu ‘anhum ajma’in.
Pengertian Sahabat Nabi
Yang dimaksud dengan istilah ’sahabat Nabi’ adalah:
من رأى رسول الله صلى الله عليه وسلم في حال إسلام الراوي، وإن لم تطل صحبته له، وإن لم يرو عنه شيئاً
“Orang yang melihat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam keadaan Islam, yang meriwayatkan sabda Nabi. Meskipun ia bertemu Rasulullah tidak dalam tempo yang lama, atau Rasulullah belum pernah melihat ia sama sekali” [1]
Empat sahabat Nabi yang paling utama adalah Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin ‘Affan dan ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu’ahum ajma’in. Tentang jumlah orang yang tergolong sahabat Nabi, Abu Zur’ah Ar Razi menjelaskan:
شهد معه حجة الوداع أربعون ألفاً، وكان معه بتبوك سبعون ألفاً، وقبض عليه الصلاة والسلام عن مائة ألف وأربعة عشر ألفاً من الصحابة
“Empat puluh ribu orang sahabat Nabi ikut berhaji wada bersama Rasulullah. Pada masa sebelumnya 70.000 orang sahabat Nabi ikut bersama Nabi dalam perang Tabuk. Dan ketika Rasulullah wafat, ada sejumlah 114.000 orang sahabat Nabi”[2]
Keutamaan Sahabat
Para sahabat Nabi adalah manusia-manusia mulia. Imam Ibnu Katsir menjelaskan keutamaan sahabat Nabi:
والصحابة كلهم عدول عند أهل السنة والجماعة، لما أثنى الله عليهم في كتابه العزيز، وبما نطقت به السنة النبوية في المدح لهم في جميع أخلاقهم وأفعالهم، وما بذلوه من الأموال والأرواح بين يدي رسول الله صلى الله عليه وسلم
“Menurut keyakinan Ahlussunnah Wal Jama’ah, seluruh para sahabat itu orang yang adil. Karena Allah Ta’ala telah memuji mereka dalam Al Qur’an. Juga dikarenakan banyaknya pujian yang diucapkan dalam hadits-hadits Nabi terhadap seluruh akhlak dan amal perbuatan mereka. Juga dikarenakan apa yang telah mereka korbankan, baik berupa harta maupun nyawa, untuk membela Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam[3]
Pujian Allah terhadap para sahabat dalam Al Qur’an diantaranya:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar” (QS. At Taubah: 100)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pun memuji dan memuliakan para sahabatnya. Beliau bersabda:
لا تزالون بخير ما دام فيكم من رآني وصاحبني ومن رأى من رآني ومن رأى من رأى من رآني
Kebaikan akan tetap ada selama diantara kalian ada orang yang pernah melihatku dan para sahabatku, dan orang yang pernah melihat para sahabatku (tabi’in) dan orang yang pernah melihat orang yang melihat sahabatku (tabi’ut tabi’in)[4]
Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
خير الناس قرني ، ثم الذين يلونهم ، ثم الذين يلونه
Sebaik-baik manusia adalah yang ada pada zamanku, kemudian setelah mereka, kemudian setelah mereka[5]
Dan masih banyak lagi pujian dan pemuliaan dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam terhadap para sahabatnya yang membuat kita tidak mungkin ragu lagi bahwa merekalah umat terbaik, masyarakat terbaik, dan generasi terbaik umat Islam. Berbeda dengan kita yang belum tentu mendapat ridha Allah dan baru kita ketahui kelak di hari kiamat, para sahabat telah dinyatakan dengan tegas bahwa Allah pasti ridha terhadap mereka. Maka yang layak bagi kita adalah memuliakan mereka, meneladani mereka, dan tidak mencela mereka. Imam Abu Hanifah berkata:
أفضل الناس بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم : أبوبكر وعمر وعثمان وعلي , ثم نكف عن جميع أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم إلا بذكر جميل
“Manusia yang terbaik setelah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam adalah Abu Bakar, lalu Umar, lalu Utsman lalu Ali. Kemudian, kita wajib menahan lisan kita dari celaan terhadap seluruh sahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, kita tidak boleh menyebut mereka kecuali dengan sebutan-sebutan yang indah”[6]
Lebih lagi Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
لا تسبوا أصحابي ، فلو أن أحدكم أنفق مثل أحد ذهبا ، ما بلغ مد أحدهم ولا نصيف
Jangan engkau cela sahabatku, andai ada diantara kalian yang berinfaq emas sebesar gunung Uhud, tetap tidak akan bisa menyamai pahala infaq sahabatku yang hanya satu mud (satu genggam), bahkan tidak menyamai setengahnya[7]
Pemahaman Sahabat Nabi, Sumber Kebenaran
Jika kita telah memahami betapa mulia kedudukan para sahabat Nabi, dan kita juga tentu paham bahwa tidak mungkin ada orang yang lebih memahami perkataan dan perilaku Nabi selain para sahabat Nabi,  maka tentu pemahaman yang paling benar terhadap agama Islam ada para mereka. Karena merekalah yang mendakwahkan Islam serta menyampaikan sabda-sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam hingga akhirnya sampai kepada kita, walhamdulillah. Merekalah ‘penghubung’ antara umat Islam dengan Nabinya.
Oleh karena ini sungguh aneh jika seseorang berkeyakinan atau beramal ibadah yang sama sekali tidak diyakini dan tidak diamalkan oleh para sahabat, lalu dari mana ia mendapatkan keyakinan itu? Apakah Allah Ta’ala menurunkan wahyu kepadanya? Padahal turunnya wahyu sudah terhenti dan tidak ada lagi Nabi sepeninggal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Dari sini kita perlu menyadari bahwa mengambil metode beragama Islam yang selain metode beragama para sahabat, akan menjerumuskan kita kepada jalan yang menyimpang dan semakin jauh dari ridha Allah Ta’ala. Sedangkan jalan yang lurus adalah jalan yang ditempuh oleh para sahabat Nabi. Setiap hari kita membaca ayat:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al Fatihah: 6-7)
Al Imam Ibnu Katsir menjelaskan: “Yang dimaksud dengan ‘orang-orang yang telah Engkau beri nikmat‘ adalah yang disebutkan dalam surat An Nisa, ketika Allah berfirman:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”[8]
Seorang ahli tafsir dari kalangan tabi’ut tabi’in, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, menafsirkan bahwa yang dimaksud dalam ayat ini adalah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya[9].
Oleh karena itulah, seorang sahabat Nabi, Abdullah Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata:
من كانَ منكم مُتأسياً فليتأسَّ بأصحابِ رسول ِاللهِ صلى اللهُ عليهِ وسلمَ, فإنهم كانوا أبرَّ هذهِ الأمةِ قلوباً، وأعمقـُها عِلماً، وأقلـُّهَا تكلـُّفَا، وأقومُها هَديَا، وأحسنـُها حالاً، اختارَهُمُ اللهُ لِصُحبةِ نبيِّهِ صلى اللهُ عليهِ وسلمَ وإقامَةِ دينِهِ، فاعرفوا لهم فضلـَهُم، واتـَّبـِعُوهم في آثارِهِم، فإنهم كانوا على الهُدى المُستقيم
“Siapa saja yang mencari teladan, teladanilah para sahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Karena merekalah orang yang paling baik hatinya diantara umat ini, paling mendalam ilmu agamanya, umat yang paling sedikit dalam berlebihan-lebihan, paling lurus bimbingannya, paling baik keadaannya. Allah telah memilih mereka untuk mendampingi Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan menegakkan agama-Nya. Kenalilah keutamaan mereka, dan ikutilah jalan mereka. Karena mereka semua berada pada shiratal mustaqim (jalan yang lurus)”[10]
Beliau juga berkata:
إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى نَظَرَ فِي قُلُوبِ الْعِبَادِ فَاخْتَارَ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَعَثَهُ بِرِسَالَتِهِ، وَانْتَخَبَهُ بِعِلْمِهِ، ثُمَّ نَظَرَ فِي قُلُوبِ النَّاسِ فَاخْتَارَ أَصْحَابَهُ فَجَعَلَهُمْ وُزَرَاءَ نَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَنْصَارَ دِينِهِ، فَمَا رَآهُ الْمُؤْمِنُونَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ حَسَنٌ، وَمَا رَآهُ الْمُؤْمِنُونَ قَبِيحًا فَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ قَبِيحٌ
“Allah Ta’ala memperhatikan hati-hati hambanya, lalu Ia memilih Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan mengutusnya dengan risalah. Allah Ta’ala memperhatikan hati-hati manusia, lalu Ia memilih para sahabat Nabi, kemudian menjadikan mereka sebagai pendamping Nabi-Nya dan pembela agama-Nya. Maka segala sesuatu yang dipandang baik oleh kaum Mu’minin -yaitu Rasulullah dan para sahabatnya-, itulah yang baik di sisi Allah. Maka segala sesuatu yang dipandang buruk oleh kaum Mu’minin, itulah yang buruk di sisi Allah”[11]
Dalam matan Ushul As Sunnah, Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata:
أصول السنة عندنا التمسك بما كان عليه أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم والاقتداء بهم
“Asas Ahlussunnah Wal Jama’ah menurut kami adalah berpegang teguh dengan pemahaman para sahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan meneladani mereka… dst.”
Jika demikian, layaklah bila Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menjadikan solusi dari perpecahan ummat, solusi dari mencari hakikat kebenaran yang mulai samar, yaitu dengan mengikuti sunnah beliau dan pemahaman para sahabat beliau. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إن بني إسرائيل تفرقت على ثنتين وسبعين ملة ، وتفترق أمتي على ثلاث وسبعين ملة كلهم في النار إلا ملة واحدة ، قال من هي يا رسول الله ؟ قال : ما أنا عليه وأصحابي
Bani Israil akan berpecah menjadi 74 golongan, dan umatku akan berpecah menjadi 73 golongan. Semuanya di nereka, kecuali satu golongan
Para sahabat bertanya: “Siapakah yang satu golongan itu, ya Rasulullah?”
Orang-orang yang mengikutiku dan para sahabatku[12]
Beliau juga bersabda menjelang hari-hari wafatnya:
أوصيكم بتقوى الله والسمع والطاعة ، وإن كان عبدا حبشيا فإنه من يعش منكم فسيرى اختلافا كثيرا ، فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين ، فتمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ ، وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة )
Aku wasiatkan kalian agar bertaqwa kepada Allah. Lalu mendengar dan taat kepada pemimpin, walaupun ia dari kalangan budak Habasyah. Sungguh orang yang hidup sepeninggalku akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk mengikuti sunnnahku dan sunnah khulafa ar raasyidin yang mereka telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dan gigitlah ia dengan gigi geraham. Serta jauhilah perkara yang diada-adakan, karena ia adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat” (HR. Abu Daud no.4609, Al Hakim no.304, Ibnu Hibban no.5)
Jika Sahabat Berselisih Pendapat
Sebagaimana yang telah kita bahas, jika dalam suatu permasalahan terdapat penjelasan dari para sahabat, lalu seseorang memilih pendapat lain di luar pendapat sahabat, maka kekeliruan dan penyimpangan lah yang sedang ia tempuh. Namun jika dalam sebuah permasalahan, terdapat beberapa pendapat diantara para sahabat, maka kebenaran ada di salah satu dari beberapa pendapat tersebut, yaitu yang lebih mendekati kesesuaian dengan Al Qur’an dan sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.
Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata:
: قد سمعت قولك في الإجماع والقياس بعد قولك في حكم كتاب الله وسنة رسوله أرأيت أقاويل أصحاب رسول الله إذا تفرقوا فيها ؟
[ فقلت : نصير منها إلى ما وافق الكتاب أو السنة أو الإجماع أو كان أصحَّ في القياس
“Jika ada orang yang bertanya, Wahai Imam Syafi'i, aku dengar engkau mengatakan bahwa setelah Al Qur'an dan Sunnah, ijma dan qiyas juga merupakan dalil. Lalu bagaimana dengan perkataan para sahabat Nabi jika mereka berbeda pendapat?
Imam Asy Syafi'i berkata: Bimbingan saya dalam menyikapi perbedaan pendapat di antara para sahabat adalah dengan mengikuti pendapat yang paling sesuai dengan Al Qu'an atau Sunnah atau Ijma' atau Qiyas yang paling shahih”[13]
Semoga Allah senantiasa menunjukkan kita jalan yang lurus, yaitu jalan yang ditempuh oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam serta para sahabatnya
Penulis: Yulian Purnama

Sunday, January 2, 2011

kemuliaan Sholat


بسم الله الرحمن الرحبم

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (77) وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ (78)
الحج: 78-77
“ Hai orang – orang yang beriman. Ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar – benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali – kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan, (ikutilah) agama orang tuamu Ibrohim, Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang – orang muslim dari dahulu, dan (begitu pulah) dalam ( Al Qur’an) ini, supaya Rosul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.”
 TUJUAN YANG DI MAKSUD ADALAH :
 Anjuran untuk berbuat kebaikan dan memerangi kejelekan.
 KORELASI  DENGAN AYAT SSEBELUMNYA
ketika Allah menyebutkan tentang ilmunya terhadap keaadaan orang – orang mukalaf dan yang meliputi tentangnya, dan sesungguhnya tempat kembali segala urusan  itu kepada Allah Subhanahu wa ta’aala agar mereka jerah dalam kejelekan, kemudian  mereka selalu  bersunguh-sunguh dalam kebaikan, maka anjuran untuk seseorang berbuat kebaikan dan memerangi kejelekan.  
TAFSIR AYAT
Dan seruan pangilan di ayat ini adalah dengan disifati orang-orang yang beriman seperti dalam perkataa-Nya:   “ Hai orang – orang yang beriman”   untuk anjuran melaksanakan, kemudian:  Ruku’lah kamu, sujudlah kamu”  yaitu sholatlah kalian, bahwasanya Allah menyebutkan di dalam ayat ini tentang sholat dengan istilah rukuk dan sujud dikarenakan keutamaanya, dan anjuran sholat dikarenakan paling mulianya ibadah dari ibadah-ibadah yang lain, maka sholat adalah penyejuk mata seperti perkataan Rosulullah  sholallahu alaihi wa sallam: “dan dijadikanlah penyejuk mataku adalah dengan sholat” oleh karena itu permulaan ayat ini dengan perintah sholat kemudian ditegaskan kembali  perintah untuk mendirikan sholat  di dalam ayat yang lain (فأقيموا الصلا ة)  artinya (واعبدوا ربكم) yaitu: tunduklah kalian dengan sebenar-benarnya tunduk  dengan sertailah bersama kalian tujuan untuk mendapatkan cinta dari Tuan atau Raja kalian Dialah yang membenarkan dan memudahkan segala urusan kalian (وافعلوا الخير)   dan perluaaslah dalam berbuat kebaikan dengan secara umum atau dengan secara khusus, dan kerjakanlah apa –apa yang beermanfaat buat kalian dan tanah air kalian, Kemudian (لعلكم تفلحون) yaitu: semoga kalian menang dan beruntung, dan disinilah tempat bersujud tilawah karena perintah denganya: dan ini adalah madhab dari Ahmad, Syafii, dan sebagian  para ahli ilmu berbeda dengan abu hanifah dia mengatakan: “bahwasanya maksud sujud di dalamnya adalah sholat karena persamaanya dengan rukuk dan bukan sujud  tilawah.

Kemudian  perkataa-Nya: “ dan berjihadlah kamu  pada  jalan Allah dengan  jihad  sebenar-benarya jihad” dan itu adalah puncak perintah dalam  islam, yaitu:  Dan curahkanlah  segala kemampuan, tenaga  untuk apa-apa yang menjunjung kalimat Allah  didepan musuh-musuh islam, dan janganlah ada rasa takut dari celaan orang yang mencela selama kalian di jalan Allah.
Dan arti dari: “. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali – kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan” Allah telah memilih dan memu.liakan  kalian dengan menjadikan agama yang dibawa kalian  jalan  yang  lurus,dan sunguh tidak akan agama  islam ini menjadikan sulit dan sempit buat kalian,  akan tetapi ia melepaskan dari diri kalian kesulitan dan kerugian seperti yang terdapat oleh orang – orang terdahulu, dan Allah menginginkan kalian kemudahan dan tidak menginginkan kesulitan,  sedangkan  pencuri, pezina, pembunuh maka mereka telah  mendatangkan un kesulitan bagi dirinya. Dan bahwasanya agama islam menjadikan itu semua untuk keselamatan umatnya dan keamanan untuk masyarakat pula.
Dan menjadinya nashob dari kalimat (ملة)  dengan maksud  yiatu: ikutilah  atau berpegang teguhlah dengan kalimat ayah kalian yaitu  ibrahim alaihi sallam  (ملة ابيكم إبراهيم) dan kemudian (هو سماكم) yaitu Allah,dialah yang meberi nama kalian dengan islam, dan penyebutan dengan kata ganti  bertujuan untuk pengagungan Allah subhanahu wa ta’aala  dan kemudian ( من قبل وفي هذا)  yaitu: dari sebelum Al – qur’an diturunkan dan hingga di dalamnya islam telah ada.
Dan kemudian: “ supaya Rosul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu menjadi saksi atas segenap manusia”  yaitu: pada hari kiamat Rosulullah  bersaksi bahwasanya Ia telah menyampaikan kepada umatnya, dan kalian umat bersaksi bahwasnya Rosulullah telah menyampaikan kepada umatnya, dan itu semua yang diceritakan Allah atas mereka dari kabar – kabar dalam  Al qur’an yang  agung  atas lisan nabi – Nya yang  mulia sholallahu  alaihi wa sallam, dan kemudian huruf ( الفاء)  di dalam  perkataanya  (فأ قيم الصلاة)  untuk merapikan apa – apa yang sesudahnya dari sebelumya, yaitu: dan jika Allah mengkhususkan kalian dengan kemuliaan maka dekatkanlah diri kalian dalam berbagai ketaqwaan kepada Allah dan lebih khususnya mendirikan sholat dan menunaikan zakat, dan sesunguhnya dengan di khususkanya sholat dan zakat atas kemuliaan dan keutamaanya.    
Sebagaimana terulang kembali tentang sholat untuk menambahkan kepastihan perintah tentangnya. Dan perkataan – Nya: “ berpeganglah kamu pada tali Allah”  dan percayalah kepada Allah dan bersandarlah kalian kepadanya, dan kembalikanlah segala urusan kepadanya,  “Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong”  yaitu: dia Pelindung segala urusan dan penolong kalian, dan Dialah sebaik – baik Pelindung dan Penolong.
Hukum – Hukum :
·         Diwajibkanya mendirikan sholat
·         Diwajibkanya ikhlas kepada Allah semata dalam seluruh ibadah  kepadanya
·         Disunnahkan untuk berjuang dalam perbaikan umat
·         Diwajibkannya berjihad
·         Kesulitan mendatangkan kemudahan
·         Keadaan doruroh membolehkan hal – hal yang dilarang
·         Diwajibkanya zakat
·         Diwajibkanya berserah diri hanya kepada Allah subhanahu wa ta’aala semata
·         Asal dari setiap muslim adalah kebaikan